Kasus Pneumonia Misterius di China Tinggi, Kemenkes Perketat Pengawasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus pneumonia misterius di China yang menyerang anak-anak terus mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun berencana akan memperketat pengawasan sebagai bentuk pencegahan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr Imran Pambudi mengatakan bahwa sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab kasus pneumonia di China.
Namun, kasus ini tercatat mengalami peningkatan sebesar 40 persen yang diakibatkan mycoplasma pneumoniae. Ini merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada bagian pernapasan.
Foto/Infografis SINDOnews
“Meskipun kita tidak melakukan travel banned, tetapi kami meminta teman-teman Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk bisa berkoordinasi dengan maskapai, apabila menemukan penumpang yang memiliki gejala-gejala influenza,” kata Imran saat konferensi pers tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, Rabu (29/11/2023).
Sementara lewat surat edaran yang belum lama ini dikeluarkan oleh Kemenkes, pemerintah meminta KKP melakukan pemantauan perkembangan kasus pneumonia misterius ini. Khususnya pada negara-negara yang terjangkit di tingkat global.
Pengawasan itu dilakukan kepada orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, dan bandar udara. Begitu juga dengan pos lintas batas negara.
“Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) baik itu rumah sakit, klinik, puskesmas, meminta agar mereka juga bersiap-siap melakukan penanganan akibat keluhan mycoplasma pneumonia jika diperlukan," pungkasnya.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr Imran Pambudi mengatakan bahwa sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab kasus pneumonia di China.
Namun, kasus ini tercatat mengalami peningkatan sebesar 40 persen yang diakibatkan mycoplasma pneumoniae. Ini merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada bagian pernapasan.
Foto/Infografis SINDOnews
“Meskipun kita tidak melakukan travel banned, tetapi kami meminta teman-teman Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk bisa berkoordinasi dengan maskapai, apabila menemukan penumpang yang memiliki gejala-gejala influenza,” kata Imran saat konferensi pers tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, Rabu (29/11/2023).
Sementara lewat surat edaran yang belum lama ini dikeluarkan oleh Kemenkes, pemerintah meminta KKP melakukan pemantauan perkembangan kasus pneumonia misterius ini. Khususnya pada negara-negara yang terjangkit di tingkat global.
Pengawasan itu dilakukan kepada orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, dan bandar udara. Begitu juga dengan pos lintas batas negara.
“Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) baik itu rumah sakit, klinik, puskesmas, meminta agar mereka juga bersiap-siap melakukan penanganan akibat keluhan mycoplasma pneumonia jika diperlukan," pungkasnya.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
(dra)